Sumatra Barat

Ibu kota Sumatra Barat ialah Padang — Pastinya. Daerah yang terkenal banget sama masakanyya yang uda pasti rasanya gak diragukan lagi dengan rasa pedes yang bikin ketagihannn..yummmyy:),yuuupp Nasi Padang:D!! Gag Cuma masakanya saja yang terkenal di penjuru Indonesia tapi adat isitiadatnya yang masih kental dengan bangunan-bangunan arsitektur khas Minang yang disebut Rumah Gadang. Wah patut acung jempol  deh sama masyarakatnya yang masih setia dengan adat istiadat budayanya—hhee (padahal rumahku sendiri  gag ada corak joglonya…babarblas)hha:P

Informasi Umum

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat

Lambang Sumatera Barat
Lambang
Motto: Tuah Sakato

Peta lokasi Sumatera Barat

Negara  Indonesia
Ibu kota Padang
Demografi
 – Suku bangsa Minangkabau (88,35%), Batak (4,42%), Jawa (4,15%), Mentawai (1,28%), Lain-lain (1,8%) [3]
 – Agama Islam (98%), Kristen (1,6%), Buddha (0,26%), Hindu (0,01%)
 – Bahasa Bahasa Minangkabau, Bahasa Melayu/ Bahasa Indonesia

Sulawesi Selatan

Aga kareba? Baji-baji ji?, , 😀 😀 , , itu yang akan sering kita jumpai bila bertandang ke provinsi kelahiran Pak Habibie dan Pak  Jusuf Kalla ini, , Sebelum kita mengetahui tempat liburan apa aja yang ada di kota Angin Mamiri, sebaiknya kita lihat dulu profil provinsinya, 🙂

http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan 😀

Lambang Sulawesi Selatan
Lambang
Motto: “Todo Poli”
( Teguh dalam keyakinan)

Peta lokasi Sulawesi Selatan

Negara  Indonesia
Hari jadi 13 Desember 1960 (hari jadi)
Dasar hukum UU No. 47 Tahun 1960
Ibu kota Makassar
Koordinat 8º – 0º 12′ LS
116º 48′ – 122º 36′ BT
Pemerintahan
 – Gubernur Syahrul Yasin Limpo
 – DAU Rp. 816.757.969.000,-(2011)[1]
Luas
 – Total 62.482,54 km2
Populasi (2010)[2]
 – Total 8.032.551
 – Kepadatan 128,6/km²
Demografi
 – Suku bangsa Bugis (41,9%), Makassar(25,43%), Toraja (9,02%),Mandar (6,1%) [3]
 – Agama Islam (87.88%), Protestan(8.19%), Katolik (1.51%),Budha (0.88%), Hindu(0.02%)
 – Bahasa Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa Mandar, Bahasa Luwu

Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.

Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.

Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung.

Catatan pada Tugu Khatulistiwa

Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garisequator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :

a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.

b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.

c. Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.

d. Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Tugu.khatulistiwa 2aa.jpg

Foto Tugu Khatulistiwa padazaman kolonial Belanda.

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.

Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.

Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20′ OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.

Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metoda terestrial dan ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan stake-out titik nol garis khatulistiwa dikoreksi

Hasil pengukuran oleh tim BPPT, menunjukkan, posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur

Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis barat-timur ditandai dengan tali rafia.

Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketikaMatahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu.

Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.

Kalimantan Tengah

Oke-oke, sekarang kita menuju ke provinsi yang dilalui oleh garis kathulistiwa. Provinsi dengan ibukota Palangkaraya ini memiliki sebuah suku yang sangat terkenal dari Sabang sampai Merauke, yups benar, Dayak. . . . Mau jalan-jalan mengitari Kalteng? ? Simak dulu profil provinsinya ya, , , 😀

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Tengah 😀

Lambang Kalimantan Tengah
Lambang
Motto: Isen Mulang
(Bahasa Sangen: Pantang Mundur)

Peta lokasi Kalimantan Tengah

Negara  Indonesia
Hari jadi 23 Mei 1957 (hari jadi)
Ibu kota Palangka Raya
Koordinat 3º 50′ LS – 1º 10′ LU
110º 20′ – 116º 0′ BT
Pemerintahan
 – Gubernur Agustin Teras Narang, SH
 – DAU Rp. 795.816.335.000,-(2011)[1]
Luas
 – Total 157.983 km2
Populasi (2010)
 – Total 2.202.599
 – Kepadatan 13,9/km²
Demografi
 – Suku bangsa Banjar (24,20%), Jawa(18,06%),
Ngaju (18,02%), Dayak Sampit (9,57%), Bakumpai(7,51%), Madura (3,46%),Katingan (3,34%),Maanyan (2,80%) [2]
 – Agama Islam (69,67%), Protestan(16,41%), Hindu (10,69),Katolik (3,11%), Buddha(0,12%)
 – Bahasa Bahasa DayakBahasa Indonesia

Kuningan, Jawa Barat

PARIWISATA KUNINGAN, JAWA-BARAT

Kabupaten dan kota Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat. Kuningan merupakan perlintasan jalan yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah.

Kuningan memiliki bentang alam fariatif mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan puncak tertinggi di Jawa Barat yaitu puncak gunung Cremai (3.076 m).

Selain bentang alam yang memikat, Kuningan juga memiliki pesona wisata budaya yang menarik, salah satunya ialah situs Cipari yang menunjukan bahwa daerah ini sudah dihuni oleh manusia sejak zaman pra sejarah atau sekitar 3.500 tahun sebelum masehi.

Beberapa potensi wisata yang dapat anda kunjungi di tanah Kuningan antara lain :

Telaga Remis
Talaga Remis merupakan sebuah danau yang terletak di Desa Kaduela, Kuningan, berjarak sekitar 37 km dari pusat kota Kuningan. Konon nama danau ini diambil dari binatang remis, sejenis kerang bewarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga ini.

Telaga remis itu sendiri sejatinya terdiri dari beberapa telaga yang terpisah, yakni Telaga Leat, Telaga Nilem, Telaga Deleg, Situ Ayu Salintang, Telaga Leutik, Telaga Buruy, Telaga Tespong, dan Sumur Jalatunda. Objek Wisata Telaga Remis menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, terdapat kurang lebih 160 jenis tumbuhan diantaranya sonokeling, malaka, kosambi dan lain-lain.

Talaga Remis memiliki pemandangan pegunungan yang indah serta danau dengan air yang jernih sehingga cocok untuk berwisata. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung menghabiskan waktu dengan menikmati makanan khas berupa ikan gurame yang banyak terdapat di restaurant-restaurant di sini, selain menikmati wisata air dengan menggunakan sepeda air atau perahu, atau sekedar berjalan kaki menikmati pemandangan danau dan hutan dengan udara yang bersih. Daya tarik lain tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu Pisang Hyang.menjadi obyek wisata budaya yang cukup terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Gunung Ciremai

Gunung Ciremai
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, menjulang tinggi sekitar 3.078 Meter di atas permukaan laut. Di puncaknya gunung ini memiliki sepasang kawah yang berpotongan, yaitu di ketinggian sekitar 2.900 Meter di atas permukaan laut. Gunung Ciremai merupakan gunung soliter yang terpisah dari gunung-gunung lain, dan masuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dengan luas sekitar 15.000 Hektar.

Taman Wisata Alam Linggajati
Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Kuningan. Linggarjati juga merupakan salah satu tempat titik awal pendakian ke puncak Gunung Ciremai.

Danau lingga jati
Salah satu daya tarik tempat ini ialah keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat didalamnya. Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, sehingga membuat suasana menjadi sejuk bagi wisatawan. Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya.

Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya Perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri. Baca sejarah gedung yang digunakan sebagai tempat konferensi Linggarjati di sini.

Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, atau sekitar 28 Km dari kota Kuningan.

Waduk Darma
Waduk Darma adalah sebuah waduk yang terletak di sebelah barat daya dari kota Kuningan,  tepatnya di Kecamatan Darma Apabila anda melakuka perjalanan darat dari Cirebon-Kuningan-Ciamis atau sebaliknya anda akan melewati waduk ini. Jarak obyek wisata ini adalah ± 12 km dari kota Kuningan dan dari ± 37 km dari kota Cirebon .

Waduk ini selain berfungsi sebagai penampungan air untuk pengairan dan perikanan juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan olahraga. Pemandangan senja hari di sini sangat indah, anda bisa menyewa perahu yang banyak terdapat di sini untuk mengelilingi danau.

Sangkanhurip
Sangkanhurip atau Resort Prima Sangkanhurip merupakan sebuah hotel bintang yang terletak di kaki Gunung Ciremai, dengan jarak sekitar 35 Km dari Cirebon menuju Kuningan. Resort ini memiliki pemandangan yang indah dan udara pegunungan yang segar di Kuningan.

Sangkanhurip
Resort Prima Sangkan Hurip memiliki 19 Deluxe Room tipe twin bed, 3 Standard Room tipe tempat tidur single, 3 Superior Room tipe tempat tidur single, 8 New Deluxe Room tipe tempat tidur single, 4 Bungalow Suite dan tipe single dan twin bed setiap ruang tamu dilengkapi dengan penyejuk udara, TV Program, Telepon, Bath tube dengan air panas. Baca selanjutnya..

Desa Sitonjul
Desa Sitonjul adalah salah satu kawasan wisata di Kabupaten Kuningan. Lokasinya masih di daerah Sangkanhurip ata sekitar ± 13 km ke arah utara dari Kuningan atau ± 24 km dari arah kota Cirebon ke arah selatan.

Di tempat ini anda akan melihat suasana pedesaan yang asri dengan berjalan kaki sekitar 4 Km menyusuri alam perdesaan dimulai dari Dusun Simenyan Kidul, Hutan Rakyat, Makam Umum, Tegalan dan Pesawahan, Bulak Jati, Dusun Tonjong, Pesawahan, Tanggul Irigasi, Bendung Katiga diakhiri di Dusun Munjul Kaler. Selain pemandangan dan keunikan alam pedesaan yang indah, selama perjalanan anda akan menyebragi sungai bahkan bisa mandi di sungai tersebut layaknya menjadi penduduk desa setempat.

Air Terjun / Curug Sidomba
Berlokasi di desa Peusing kecamatan Jalaksana yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari kota Kuningan Jawa Barat. Kata  ‘Curug’ diambil dari bahasa Sunda yang berarti air terjun, dan ‘Sidomba’ dari nama binatang domba atau kambing karena di daerah ini banyak terdapat domba. Air terjun curug Sidomba memiliki ketinggian 3 meter. Curug ini merupakan salah satu curug buatan di sungai yang jalurnya tepat mengalir di daerah ini, airnya cukup jernih, dingin dan segar bersumber dari mata air gunung Ciremai, sungai Curug Sidomba dibendung dan terdapat berbagai macam ikan, seperti ikan mas, dan ikan ‘Kancra Bodas’.

Fasilitas yang ada di Curug Sidomba ialah restaurant, ‘saung’ dan arena bermain anak, di area ini juga tersedia camping ground. Di lokasi ini juga terdapat Mesjid megah dengan satu menara tingga dengan jumlah 99 anak tangga. dari atas menara, anda dapat melihat keindahan alam kaki Gunung Ciremai.

Situs Purbakala Cipari
Situs Purbakala Cipari merupakan situs peninggalan era megalitikum dari masyarakat purba yang hidup di daratan Sunda Besar, yaitu dataran yang mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972, berupa komplek pekuburan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu, sehingga saat ini menjadi tujuan wisata purbakala yang  sangat menarik. Lokasi ini juga dilengkapi dengan museum.

Desa Setianegara & Palutungan
Desa Setianegara memiliki daya tarik weisata tepatnya di hutan Setianegara yang menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, alam yang asri dan udara yang sejuk. Sementara itu Palutungan juga mempunyai pemandangan alam yang indah serta lingkungan yang asri sangat cocok bagi mereka yang senang keindahan alam yang masih asli.

Cibulan
Kolam pemandian Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939. Keunikan kolam ini ialah di dalamnya hidup ikan yang bernama ikan Dewa, yang konon merupakan jelmaan dari prajurit yang membangkang kepada prabu Siliwangi dan dikutuk menjadi ikan.

Balong Keramat Darmaloka
Balong dalam bahasa Indonesia adalah kolam. Berlokasi di desa Darma, kecamatan Darma, sekitar 13,5 km ke arah selatan dari kota Kuningan atau ± 48 km dari kota Cirebon juga ke arah selatan. Konon Balong Keramat Darmaloka merupakan bekas peninggalan zaman Walisanga dalam rangka penyebaran agama Islam ratusan tahun yang lalu. Balong Keramat Darmaloka itu sendiri sebetulnya terdiri atas beberapa bagian yaitu Balong Ageung, Balong Bangsal, Balong Beunteur, Bale Kambang dan Sumber Air Cibinuang. Balong Kramat Darmaloka juga dihuni oleh Ikan Kancra Bodas

Upacara Adat Seren Taun
Seren Taun adalah upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan tiap tahun. Upacara adat ini merupakan syukuran masyarakat agraris jawa barat atas hasil panen yang telah didapat selama satu tahun. Diramaikan ribuan masyarakat lokal bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara.

Sumber:http://www.indotravelers.com/jawa-barat/kuningan/index.html

Kalimantan Barat

Provinsi Seribu Sungai, julukan yang selaras dengan letak geografisnya yang memiliki banyak sungai besar dan kecil. Beberapa sungai merupakan prasarana untuk menuju ke daerah-daerah terpencil, , , ,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat 😀

Barat
Bendera
Lambang Kalimantan Barat
Lambang
Motto: “Akcaya”
(Bahasa Indonesia: “Tak Kunjung Binasa”)

Peta lokasi Kalimantan Barat

Negara  Indonesia
Hari jadi 1 Januari 1957 (hari jadi)
Dasar hukum undang-undang dasar
Ibu kota Pontianak
Koordinat 3º 20′ LS – 2º 30′ LU
107º 40′ – 114º 30′ BT
Pemerintahan
 – Gubernur Drs. Cornelis, MH
 – DAU Rp. 845.483.888.000,- (2011)[1]
Luas
 – Total 146.807 km2
Populasi (2010)[2]
 – Total 4.393.239
 – Kepadatan 29,9/km²
Demografi
 – Suku bangsa Dayak (35%), Melayu (13%), Sambas (12%), Tionghoa (9%), Jawa (9%), Kendayan (8%))[3]
 – Agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%)
 – Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa