Wisata Sumatra Utara

Sumatra utara—uda pasti terniang-niang kata Danau Toba.Memang sih,obyek wisata yang terkenal di wilayah ini Danau Toba.Tapi tunggu duluu…masih banyak kok tempat-tempat wisata lainnya yang gak kalah menarik—hhe…

Sebelum lihat-lihat obyek wisatanya kita juga harus tau dulu dong informasi umumnya-lumayan kan bisa nambah-nambah wawasan juga:)

jeulgil su wa hamkke!!!^^v

Informasi Umum

Lambang

Peta Lokasi

 – Suku bangsa

Batak (41,95%), Jawa (32.62%) Nias (6.36%), Melayu (4,92%), Tionghoa (3,07%), Minangkabau (2,66%), Banjar (0.97%), Lain-lain (7,45%) [3]

 – Agama

Islam (65.5%),Kristen (Protestan/Katolik) (31,4%),Buddha (2,8%),Hindu (0,2%), Parmalim, Konghucu

 – Bahasa

Indonesia, Batak, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, Mandailing, Nias, Minangkabau, Melayu, Jawa

OBYEK WISATA

Danau Toba

                  

Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, dan yang terbesar dan terpopuler di Indonesia. Danau itu seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km. Di tengah danau itu, ada sebuah pulau yang besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan penelitian dari para peneliti Universitas Teknologi Michigan, Amerika Serikat, di lokasi Danau Toba, pada masa 75.500 tahun yang lalu, pernah terjadi sebuah letusan maha dahsyat yang memusnahkan manusia, hewan dan tumbuhan. Letusan itu memuntahkan bebatuan dan abu vulkanik hingga sejauh 2.000km3. Arah muntahan letusan menimbulkan kegelapan hingga dua minggu lamanya. Dampak dari letusan adalah terbentuknya sebuah kawah gunung berapi yang besar, yang lama-kelamaan kawah tersebut terisi air yang akhirnya terbentuk sebuah danau yang besar, yaitu Danau Toba. Mengenai keberadaan Pulau Samosir, itu terbentuk diakibatkan oleth tekanan magma secara terus-menerus yang belum keluar dari perut bumi.

Keistimewaan

Keindahan Danau Toba sangat mengagumkan. Danau itu dikelilingi oleh perbukitan, sehingga suasana di sekitar danau terasa nyaman, udaranya segar dan sejuk. Para pengunjung dapat menikmati keindahannya dengan berenang atau pun menyewa perahu motor, mengitari sekitar danau. Di sore hari, pengunjung dapat menikmati suasana yag lebih hening dengan pemandangan cahaya matahari terbenam yang begitu indah.

Danau yang luas ini memiliki nilai magis dan kosmologis, karena dipercaya sebagai tempat berdiamnya Namborru (tujuh dewi leluhur Suku Batak). Bilamana masyarakat Suku Batak ingin menggelar acara adat di sekitar danau, mereka harus terlebih dahulu memohon izin kepada Namborru. Seperti dalam perayaan Pesta Rakyat Danau Toba yang setiap tahunnya digelar, beberapa ritual dilakukan terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Di tengah Danau Toba, yaitu di Pulau Samosir terdapat objek wisata alam yang populer, yakni danau di atas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang); objek wisata sejarah di komplek makam Raja Sidabutar di Desa Tomok; dan wisata arsitektur berupa komplek rumah tradisional Batak Toba Samosir. Di Parapat, para pengunjung yang ingin mengunjungi Pulau Samosir dapat menumpangi angkutan feri yang setiap jamnya berangkat ke Desa Tomok, Samosir.

Lokasi

Lokasi Danau Toba berada pada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Parapat dan kabupaten Ambarita, Sumatera Utara, Indonesia.

Akses Menuju Lokasi

Untuk mencapai lokasi wisata, pengunjung dapat melalui rute Kota Medan-Parapat atau pun melalui rute Medan-Berastagi yang berjarak lebih kurang 176 km dengan waktu tempuh kurang lebih empat jam dengan kendaraan roda dua/ empat.

http://ahref=

 

Air Terjun Dwi Warna

Satu lagi misteri ajaib Tuhan di tanah Sumatera yang menjadi potensi terpendam pariwisata Indonesia: air terjun Dwiwarna. Air terjun Dwiwarna (dua warna) yang juga terkenal dengan sebutan Telaga Biru Sibolangit di Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit ini sangat banyak dikunjungi turis terutama pada saat-saat libur.

Jika belum pernah berkunjung ke telaga biru tersebut, Anda dapat memakai jasa pemandu sebagai penunjuk jalan yang berada di posko atau “Warung Bang Nuel”. Dengan menempuh medan menanjak dan menurun di tengah hutan, Anda perlu ekstra hati-hati terlebih banyak jurang di kanan kiri.

Awal memasuki hutan, Anda akan melewati sebuah dam tua bekas peninggalan Belanda yang dialiri sungai kecil sebelum menempuh jalan mendaki. Dalam waktu kurang lebih tiga jam, Anda akan sampai di lokasi air terjun.

Keletihan dari perjalanan pun akan sirna setelah Anda menyaksikan dengan mata kepaka sendiri kedahsyatan pesona air terjun dwiwarna.

Air terjun telaga dua warna atau telaga biru ini berketinggian sekitar 100 meter dari permukaan tanah dan meninggalkan jejak indah saat memancar dan kemudian “tumpah” tertampung ke sebuah danau kecil.

Air terjun memesona ini bersumber dari Gunung Sibayak. Dua warna air terjun ini adalah biru muda dan putih keabu-abuan karena kandungan fosfor dan belerang yang menghasilkan warna biru muda.

Karena mengandung belerang, Anda pun dilarang meminum air dari Air Terjun Dua Warna. Meski demikian, Anda dapat berenang dan mandi tepat di bawah air terjun sambil menikmati segarnya air dan sejuknya udara di sekitar telaga.

Pemandangan hutan pun sangat menyegarkan dan melegakan sehingga membuat tubuh dan pikiran Anda benar-benar fresh dan plong.

Karena kondisi jalan yang masih belum memadai, sayangnya Anda hanya dapat mengunjungi tempat ini ketika masih terang. Saat gelap, jalanan licin dan Anda akan menemui kesulitan untuk menemui jalan pulang.

Oleh karena itu, persiapkan dengan matang barang-barang bawaan Anda seperti sepatu hiking, air minum, baju ganti, dan jaket karena cuaca cukup dingin. Jangan memakai sandal biasa karena kondisi jalan yang relatif curam dan licin. Bagaimanapun, air terjun dwiwarna adalah “mutiara” Indonesia yang luar biasa.

Taman Wisata Iman Sidakalang

Dairi adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara dengan Luas wilayah 230.000 hektar dan jumlah penduduk 270.000 jiwa. Dairi terkenal sebagai penghasil kopi di dunia dengan nama generik Kopi Sidikalang. Dairi juga memiliki kekayaan sumber daya alam seperti pertambangan zeng dan Timah Hitam yang merupakan tambang terbesar di dunia dengan jumlah deposit 20 juta ton. Selain subur dan memiliki potensi tambang, Dairi juga memiliki panorama alam yang sangat indah sepertiPantai Silalahi yang berada di kawasan Danau Toba bagian barat. Dan saat ini pemerintah Kabupaten Dairi membangun fasilitas wisata iman di perbukitan sitinjo 10 km sebelum kota Sidikalang.
 
Dilokasi Taman Wisata Iman dengan luas 130.000 m2 , anda dapat menyaksikan sederetan patung Nabi-nabi yang diceritakan oleh Kitab Suci. Gedung pertama yang akan anda jumpai saat memasuki taman ini adalah sebuah Vihara Budha yang besar yang besar dan megah. sebuah patung Budha setinggi 5 meterterbuat dari batu asli berada di dalam Vihara tersebut. selanjutnya, anda akan menjumpai patung yang menggambarkan Abraham ( nabi Ibrahim ) menyerahkan kurban persembahan kepada Allah, dan diikuti oleh patung Nabi Musa saat akan menerima Sepuluh Perintah Allah.
Sepanjang dua kilometer Anda akan menikmati pemandangan Alam yang sangat indah sebagai latar belakang taman. Di sepanjang perjalanan itu Anda akan berjumpa dengan Gua Betlehem, 14 tahap perjalanan salib (Via Dolorosa), Gua Bunda MariaBukit Golgata, GerejaKuil HinduLapangan manasik haji dan sebuah mesjid yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan. Menurut Pemerintah Kabupaten Dairi Tujuan Pembangunan Taman Wisata Iman adalah agar pengunjung dapat menyaksikan, menikmati dan menghargai alam ciptaan Tuhan sehingga menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup, termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama serta untuk lokasi penyembuhan iman bagi korban pengguna narkoba
 
 
Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan
 

Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan atau dikenal juga dengan nama Taman Nasional Tongkoh terletak di sepanjang jalan Berastagi Tanah Karo. Tahura merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi dengan luas keseluruhan mencapai 51.600 ha yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peranan hutan untuk menjaga ekosistem alam di sekitarnya serta sebagai upaya konservasi sumber daya alam.

Kawasan Tahura sebagian besar merupakan hutan lindung berupa hutan alam pegunungan yang didominasi oleh jenis-jenis pohon pegunungan seperti Pinus Merkusii, Altingia exelsa, Schima wallichii, Podocarpus sp, Toona surei dan jenis yang lain seperti Durian, Dadap, Rambutan, Pulai, Aren, Rotan, Pinus caribeae, pinus khasia, Pinus insularis, Eucalyptus sp, Agathis sp, dan lain-lain. Selain itu di kawasan Tahura juga terdapat berbagai jenis fauna seperti Monyet, harimau, siamang, babi hutan, ular, elang, kecil, rusa, treggiling, dan lain-lain.

Tahura merupakan salah satu objek wisata atau tempat wisata andalan Kabupaten Tanah Karo dan banyak dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan dari luar negeri. Hal ini dikarenakan suasana objek wisata Tahura yang begitu sejuk, segar, pemandangan alamnya yang indah dimana wisatawan dapat menikmati pemandangan Danau Toba dari kawasan ini. Selain karena suasana dan alamnya, hal lain yang membuat Tahura begitu diminati oleh wisatawan adalah adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai di tempat ini.

Akses jalan menuju dan dari kawasan Tahura kondisinya bisa dikatakan cukup baik dan mulus. Selain itu sarana akomodasi atau penginapan mulai dari tingkatan yang paling murah seperti losmen, hotel melati, bungalow, villa sampai dengan hotel berbintang dapat ditemui di sepanjang jalan kawasan Tahura. Restoran, warung makan, pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam jajanan khas Sumatera utara juga banyak ditemukan di kawasan ini. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari ibukota Sumatera Utara yaitu Kota Medan juga membuat Tahura ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Istana Maimun

 
 

INGIN melihat salah satu warisan budaya melayu, mampirlah ke Istana Maimun jika bertandang ke kota Medan.

Terletaknya di pusat kota (jalan Brigadir Katamso) mudah dicapai dengan kendaraan apa saja, mobil, atau kereta motor (semacam becak yang ditarik dengan motor disampingnya). Istana Maimun sendiri menjadi landmark kota Medan yang sangat terkenal, hampir mirip Jakarta dengan Monas-nya, atau kota Padang dengan jam Gadang-nya. Istana Maimun ini didirikan atas perintah Sultan Kerajaan Deli, Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.

Desain rancang bangun dikerjakan adalah seorang arkitek Italia, dan rampung pada tahun 1888. Bangunan ini menghadap kearah Timur dan berdiri kokoh diatas tanah seluas 2.772 m2, dan menjadi pusat kerajaan Deli. Istana ini terdiri dari dua lantai terbagi dalam tiga bagian, yakni bangunan induk, sayap kiri, dan sayap kanan. Bersebelahan tak jauh darinya, berdiri Masjid Al-Maksum yang lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan sekitar 150m jauhnya.

Dengan luas bangunan dan area halamannya yang lebar, sosoknya tampak sangat mencolok ditengah hiruk pikuk kota Medan yang sekitarnya ditumbuhi bangunan pertokoan modern. Pertamakali memasuki halaman depannya, suasana “tenang” langsung menyergap kepala. Angin sepoi sepoi bertiup sejuk dihalaman teras depan istana megah ini. Atapnya yang menjulang setinggi 5 -8 meter membuat suhu ruangan didalamnya terasa sangat nyaman, serasa udara pengap kota Medan tidak terasa disini lagi.

Desain interior istana ini merupakan salah satu daya tarik utama. Perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa tampak mendominasi. Selain yang terlihat di balairung, lantai dasar bangunan juga menunjukkan pengaruh Eropa. Menurut cerita, pada awal pembangunannya seluruh material pokok bangunan istana memang didatangkan dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso. Pengaruh arsitektur Belanda terlihat dipintu serta jendela yang lebar dan tinggi, serta selasar atau koridor utama yang bergaya Spanyol menjadi bagian dari Istana Maimun. Pengaruh Belanda juga terlihat pada prasasti marmer di depan tangga pualam yang ditulis dengan huruf Latin berbahasa Belanda.

Pengaruh kebudayaan Islam terlihat pada bentuk lengkungan atau arcade pada sejumlah bagian atap istana. Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan pilar lengkungan Persia, banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India. Ornamen yang menghiasi istana juga nampak dipengaruhi oleh pola tanaman yang banyak dijumpai dalam khasanah seni budaya Islam.

Bagian lain yang menarik dari ruang utama adalah tersedianya 20 kamar tidur dan 4 kamar mandi, gudang, dapur, dan penjara kecil, satu jumlah kamar yang luar biasa mewah dijaman dahulu! Membandingkan fungsi kamar dirumah modern jaman sekarang, Istana Maimun sudah menjalankan konsep fungsi ruang yang efisien pada sebuah rumah diera 1800 an. Kamar secara keseluruhan tersebar disayap samping kiri dan kanan serta ruas belakang istana. Keberadaan kamar tersebut masih ada hingga kini, dan masih dapat dilihat dari luar halaman.

Memasuki ruangan tamu (balairung) akan terlihati singgasana yang didominasi warna kuning, satu warna kebesaran dalam adat budaya Melayu. Lampu-lampu kristal raksasa tergantung ditengah ruangan, menerangi singgasana, sebuah bentuk adanya pengaruh kebudayaan Eropa. Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana seperti kursi, meja toilet dan lemari hingga pintu dorong menuju balairung. Ruangan seluas 412 m2 ini digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya. Balairung juga dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam.

Kemewahan interior dan bangunan fisik istana ini dimungkinkan karena sejak 2 abad silam wilayah Deli dibawah Kesultanan Deli menghasilkan hasil perkebunan, minyak dan rempah yang melimpah ruah. Hasil bumi yang luar biasa ini memberikan penghasilan yang sungguh luarbiasa kepada Raja Deli dan keluarganya dimasa silam. Kekayaan Sultan Deli tampak al dengan kehadiran istana ini, atau dia sudah menunggang sepeda motor dijaman dahulu dan mempunyai beberapa mobil pilihan yang kerap dipakai berkeliling kota.

Satu hal yang menjadi catatan keprihatinan, adalah soal kerapihan dan perawatan istana elok ini. Gedung ini bukanlah gedung kosong. Kamar kamarnya ditempati oleh sanak kerabat keluarga raja Deli. Karena itu, jika menengok kesayap samping dan belakang tampaklah kondisi agak kumuh dan tak tarawat. Tembok yang hitam dan rusak, rumput belukar yang meninggi karena kurang terawat dengan baik. Bahkan diruang tengah (balairung) yang kerap dikunjungi turis, atapnya beberapa juga mengelupas. Sopir mobil kami sempat mengatakan, bahwa Istana ini sempat beberapa kali diberitakan menerima sumbangan uang bagi pemeliharaan dan restorasi. Jika memang betul, dan menengok kondisi istana yang seperti ini, tampaknya uang itu tidak sepenuhnya dipakai untuk restorasi dan perawatan gedung. Sungguh sayang.

Wisata Malam

Sebuah pusat jajanan malam yang fantastic dihiasi lampu-lampu hias yang semarak penuh dengan nuansa kuning Melayu, terletak di Lapangan Merdeka dikenal dengan Merdeka Walk. Memiliki area cukup luas dibawah pohon-pohon rindang. Kita dapat menikmati bangunan bersejarah dengan keindahan arsitekturnya, ketika kita menikmati makan malam di tempat ini.

Di sini banyak tempat jajanan dan skarang jd tempat kumpulnya anak muda

http://travelwan.com/?p=5855

http://efrianto-ginting.blogspot.com/2011/04/wisata-iaman-sidikalang.html

http://lapo-tuak.com/taman-hutan-raya-tahura-bukit-barisan

http://travel.indoprofile.com/tempat-wisata/istana-maimun-warisan-budaya-melayu/

http://www.minangforum.com/Thread-Objek-Wisata-Sumatera-UtaraPost: #14

-Musica Stani-